pasar induk gadang malang

Pembangunan Pasar Induk Gadang Malang Kembali Dilanjutkan

Pembangunan Pasar Induk Gadang Malang akan kembali dilanjutkan pekan ini. Pihak investor, PT Patra Berkah Itqoni, sudah menandatangani kontrak baru dengan kontraktor di Jakarta, Selasa (19/7/2016). Ini setelah kontraktor lama mengundurkan diri sehingga pembangunan menjadi mangkrak.

Dari pantauan di lokasi proyek bekas Terminal Gadang itu tampak tak terawat. Bangunan lama meliputi pondasi dan tiang-tiang penyanga, masih tetap ada. Di tempat seluas 2,7ha (hektare) yang sekelilingnya tertutup pagar seng itu, tampak tanaman liar memenuhi lokasi.

Project Manager PT Patra Berkah Itqoni, Suparlan mengatakan, kontraktor baru akan datang ke Malang paling lambat Jumat (22/7). Setelah itu, pembangunan pasar tahap pertama akan dilanjutkan hingga selesai. Pihak investor berencana membangun pasar dalam dua tahap. Rencana pembangunan tahap pertama diperkirakan akan menelan dana investasi sekitar Rp 150 miliar.

Dari sisi modal sudah dibantu dengan pembiayaan dari pihak lain. Hal ini mirip dengan model pendanaan pembangunan Pasar Blimbing. “Pasalnya tidak mudah mencari dana dari perbankan untuk bantu kami. Sehingga kami harus mencari rekanan dari pihak bukan bank,” kata dia saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa (19/7).

Jika rencana tidak ada halangan, Suparlan optimistis pembangunan tahap pertama bisa rampung Desember 2017. Secara teknis, proses pembangunan pasar itu hanya memerlukan waktu 12 bulan. Namun, jika dihitung dengan berbagai pertimbangan, realisasi pembangunan bisa memakan waktu sampai 16 bulan.

Di sisi lain, Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kota Malang dengan investor akan selesai pada November tahun ini. Suparlan mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengajukan peninjaun ulang. Menurut dia, hal tersebut tak akan menjadi masalah. Pasalnya, sebelumnya pihaknya sudah mengajukan dua kali peninjauan ulang untuk perjanjian yang pertama disepakati Januari 2013 itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pasar Kota Malang Wahyu Setianto, mengatakan, meski pembangunannya mangkrak, pihak investor masih melaksanakan kewajibannya, yakni menyetor ke bagian kas daerah. Dengan begitu, tak ada masalah dengan hal tersebut.

Menurut dia, secara keseluruhan pedagang setuju dengan percepatan pembangunan pasar baru itu. Meski tentunya, masih ada pedagang yang sebenarnya tak sreg yang jumlahnya kecil. Salah satu kendala pembagunan itu, kata Wahyu, adalah meningkatnya krus dolar terhadap rupiah beberapa waktu lalu yang membuat harga bahan bangunan melonjak tinggi.

Mohammad Lutfi, salah satu karyawan pedagang di Pasar Induk Gadang, mengaku kurang sepakat dengan rencana pembangunan pasar itu. Menurut dia, kondisi bangunan pasar masih cukup layak, kecuali memang kondisinya yang cukup kumuh. Penjualan bawang itu mengatakan, bangunan pasar baru yang mengkrak membuat kondisi kurang nyaman.

“Saat waktu-waktu tertentu, binatang liar seperti ular bisa masuk ke dalam pasar. Itu sejak banyak pepohonan di dalam sana,” tuturnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Butuh informasi? Chat dgn saya